Notification

×

Iklan

Iklan

Makin Banyak Anak Alami Miopia, Berisiko Buta Akibat Terlalu Lama Main Ponsel


Bolger menjelaskan bahwa melihat layar dalam waktu lama dapat menyebabkan pemanjangan bola mata. Tidak menghabiskan cukup waktu di luar ruangan juga menghalangi paparan cahaya alami pada anak, yang penting untuk mengatur pertumbuhan bola mata dan mengurangi risiko miopia.


Pandemi Covid-19 disebut Bolger memperburuk kasus miopia pada anak. Di periode pandemi, banyak anak berkutat di rumah tanpa beraktivitas di luar ruangan sama sekali hingga empat atau lima hari berturut-turut. Akibatnya, ada anak berusia empat atau lima tahun yang sudah harus memakai lensa kontak khusus.


Bolger menjelaskan bahwa lensa kontak khusus tersebut mengubah bentuk kornea, yang harus tetap dikenakan saat pasien tidur. Fungsinya, untuk memperlambat perkembangan miopia dan memungkinkan pasien melihat secara normal ketika bangun tidur.


Penelitian telah menunjukkan bahwa miopia meningkat dua kali lipat selama 50 tahun terakhir di Inggris. Didapati bahwa anak-anak menjadi rabun pada usia muda, dengan lebih dari seperempat anak berusia 15 hingga 16 tahun kini mengidap miopia.


Dokter spesialis mata konsultan di Rumah Sakit Mid Yorkshire NHS Trust, Irfan Jeeva, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir dia melihat semakin banyak anak yang membutuhkan kacamata untuk mengatasi rabun. Jeeva yakin itu karena terlalu banyak waktu layar.  


"Anak-anak sekarang hanya menghabiskan sedikit waktu di luar. Orang tua perlu menjaga keseimbangan dan memastikan anak-anak mereka sesedikit mungkin menggunakan layar untuk hiburan, dan mendapatkan sinar matahari sebanyak mungkin di luar ruangan," tutur Jeeva.

Republika.co.id