Notification

×

Iklan

Iklan

TREND Stunting di Indonesia Menurun

Selasa, 22 April 2025 | 10:40 WIB Last Updated 2025-04-22T04:05:59Z


Berdasarkan data yang ada pada Buku Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting 2025 – 2029, terlihat data stunting di indonesia trendnya menurun. Per tahunnya sebagai berikut:
Tahun 2013 = 37,2%
Tahun 2018 = 30,8 %
Tahun 2019 = 27,7%
Tahun 2020 = 26,9%
Tahun 2021 = 24,4%
Tahun 2022 = 21,6%
Tahun 2023 = 21,5%

Konteks Stunting di Indonesia

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2023 adalah sebesar 21,5%. Artinya, saat ini masih ada 1 dari 5 anak Balita Indonesia mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, yang berpotensi akan mengganggu pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif serta motoriknya dan akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitasnya ketika dewasa.

Prevalensi stunting telah mengalami penurunan sebesar 9,3% poin selama 5 tahun terakhir dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 21,5% pada tahun 2023 atau rata-rata penurunan per tahun adalah 1,86%. Jika ditarik dalam 10 tahun terakhir dari mulai tahun 2013, maka penurunan prevalensi stunting menurun sebesar 15.7% poin dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 21,5% pada tahun 2023.

Penurunan yang terjadi dalam periode 2018 – 2023, satu setengah kali lebih cepat jika dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada tahun 2013 – 2018. Pada periode tahun 2018 – 2023, prevalensi turun sebesar 1,86% poin per tahun, sedangkan pada periode tahun 2013 – 2018, rata-rata penurunan adalah 1,21% poin per tahun. Penurunan yang terjadi pada tahun 2018 – 2023 setara dengan 2,3 juta anak Balita yang dapat dicegah dari stunting dalam waktu 5 tahun. Dengan penurunan yang terjadi tersebut, maka Indonesia tidak lagi dikategorikan sebagai negara dengan prevalensi stunting sangat tinggi (very high), tetapi menjadi negara dengan prevalensi stunting tinggi (high) mendekati sedang (medium).

Di tingkat provinsi, penurunan stunting terjadi hampir di seluruh provinsi. Pada periode tahun 2018 – 2023 terdapat 32 provinsi yang mengalami penurunan prevalensi stunting, 1 (satu) provinsi mengalami kenaikan yaitu Sulawesi Tenggara yang mengalami kenaikan sebesar 1,3% poin, dan 1 provinsi yang mengalami stagnasi yaitu DKI Jakarta. Sedangkan 4 (empat) provinsilainnya tidak dapat dibandingkan karena merupakan provinsi yang baru dibentuk pada tahun 2023, yaitu Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.

Lima provinsi dengan penurunan prevalensi tertinggi dalam 5 (lima) tahun adalah Nusa Tenggara Barat (18,9% poin); Jambi (16,7% poin); Jawa Timur (15,1% poin); Bali (14,7% poin); dan Riau (13,8% poin).

Dengan besaran penurunan tersebut di atas, pada tahun 2023 terdapat 9 provinsi yang mempunyai prevalensi dibawah 20%, yaitu Bali, Jambi, Lampung, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sumatera Utara. Namun demikian masih ada 5 (lima) provinsi yang mempunyai prevalensi di atas 30%, yaitu Papua Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Sulawesi Barat.

Download Buku Stranas Stunting 2025 - 2029

×
Berita Terbaru Update