Selain ucapan belasungkawa, berbagai komentar juga mewarnai kabar meninggalnya seorang dokter anestesi saat piket Lebaran. Banyak yang meyakini, dr Stefanus Taofik, SpAn mengalami overworked.
Di media sosial (medsos), kabar tersebut antara lain disebarkan oleh akun @blogdokter di twitter. Disebutkan, sang dokter meregang nyawa karena jaga 4 hari berturut-turut di 3 rumah sakit untuk memberi kesempatan seniornya berlebaran.
Detail informasi tentang hal itu memang masih simpang siur. Informasi lain menyebut dr Stefanus bekerja 3 hari berturut-turut, dan bahkan ada pula yang menyebut 5 hari berturut-turut.
Baca juga: Viral, Seorang Dokter Anestesi Dikabarkan Meninggal Saat Piket Lebaran
Sekjen Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi mengatakan, tuntutan kerja seorang dokter anestesi memang sangat tinggi. Mereka harus siap bertugas kapan saja, sehingga di setiap rumah sakit selalu disediakan ruang jaga di ruang operasi.
"Harus siap 24 jam," kata dr Adib saat dihubungi detikHealth, Rabu (28/6/2017).
Apakah penyebab meninggalnya dr Stefanus memang karena overwork, dr Adib menyebut IDI masih mengumpulkan informasi. Tidak menutup kemungkinan, ada riwayat tertentu yang meningkatkan risiko kematian mendadak.
Terlepas dari hal itu, dr Adib menyebut perlunya ada standarisasi beban kerja. Menggantikan senior untuk tugas jaga, diakuinya kadang-kadang memang sering dilakukan para dokter muda. Walaupun menyenangkan, batas kemampuan fisik tetap harus diperhitungkan.
[detikhealth]