Notification

×

Iklan

Iklan

Serat Bagi Sistem Cerna

Selasa, 28 April 2015 | 06:27 WIB Last Updated 2015-04-27T23:31:42Z
Paham tentang serat dari makanan dan fungsinya dalam sistem cerna manusia, sering sekali disalah artikan. Dan terus terang agak memprihatinkan. Karena membuat edukasi pola hidup sehat menjadi sesat, terkesan sangat rumit dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan keseharian
FUNGSI
Apa sih serat itu? Sebenarnya sederhana saja. Dia itu merupakan sisa dari makanan yang dikonsumsi mahluk hidup dan memasuki sistem pencernaan kita. Bentuknya umum memanjang dan berupa serpihan kecil yang umumnya nyaris tak terlihat. Dalam pengertian umum serat itu tidak diserap secara signifikan oleh tubuh, dalam artian fungsi normal layaknya bahan makanan lain. Secara lebih spesifik serat punya dua kategori:
  1. Serat Larut
  2. Serat Tidak Larut

Serat Larut, bersifat mengentalkan, maka itu salah satu jenisnya yang terkenal adalah pektin, identik dengan sifat pembuat gel. Gel tersebut akan ‘mengambil’ banyak air, dan mengentalkannya, akhirnya usus akan menjadi lebih penuh. Ini yang menyebabkan kita mudah merasa ‘kenyang’ saat mengkonsumsi makanan kaya serat.
Pun serat larut saat ia masuk dalam darah, membuat gula darah, tertahan lewat konsep pengentalan tadi. Sehingga konsumsi makanan berserat cenderung membuat gula darah kita pasca makan tidak mudah melonjak. Dengan kata lain, organ penting seperti pankreas, tidak harus direpotkan untuk menormalkan perubahan tingkat gula darah.
Hal sama berlaku untuk kolesterol, pengentalan serat membuat low density lipoprotein (LDL) yang sering disebut sebagai kolesterol jahat (istilah yang sebenarnya menyesatkan) dan bersifat lengket tidak bisa menempel pada dinding pembuluh darah. Fenomena mernaik lain adalah: konsumsi (secara benar) makanan kaya serat seperti buah dan sayuran segar akan menguatkan serta menghindarkan penggetasan (keras dan tidak fleksibel) dinding pembuluh darah, sehingga tubuh kehilangan alasan untuk melapisinya dengan ‘kolesterol jahat’.
 Sementara Serat Tidak Larut, punya konsep general yang kurang lebih sama. Walau berbeda secara spesifik. Contoh yang paling dikenal adalah selulosa. Dalam sistem cerna, fungsinya lebih identic dengan ‘membuat’ usus menjadi lebih ‘penuh’, dan kemudian terfermentasi dalam usus besar.  Proses fermentasi ini memiliki efek sangat positif dalam memelihara harmoni ekologi dalam usus.
Di dalam usus, terdapat miliaran bakteri yang memiliki fungsi masing-masing. Secara sederhana biasa disebut jahat (patogen) maupun yang baik (probiotik). Walau istilah jahat dan baik agak kurang tepat.  Juga terdapat bakteri yang bersifat netral, yang akan mengikuti perkembangan suasana sistem cerna. Ia akan menguatkan bakteri probiotik atau patogen, tergantung mana yang lebih dominan.
Saat probiotik dominan, biasanya kesehatan usus serta tubuh secara general akan lebih baik. Demikian pula hal sebaliknya. Disini serat yang tidak larut air difermentasi di usus besar akan menghasilkan asam lemak rantai pendek (propionat, butirat), asam, energi. Hasil fermentasi ini akan membuat jumlah probiotik meningkat, harmoni usus terjaga dan kesehatan secara general menjadi baik.
Inilah fungsi sederhana dari serat, kenapa ia walau tidak bisa diserap oleh tubuh, namun kegunaannya sangat besar bagi kesehatan. (erykar.com)

×
Berita Terbaru Update